Jakarta, transparansiindonesia.com – Perayaan Ulangtahun ke-45 organisasi kemasyarakatan Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) yang acara puncaknya dilaksanakan Minggu (27/5/2018) di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta Selatan berlangsung spektakuler.
Menariknya kegiatan yang bertajuk 45 Tahun KKK Mengabdi ini juga dihadiri duta besar serta perwakilan negara asing. Hal ini menjadi hal positif bagi sarana promosi wisata serta budaya Minahasa dan Sulawesi Utara.
Kegiatan yang diawali Ibadah Paskah dipimpin sejumlah pemimpin umat Nasrani diantaranya Pendeta Manuel Rantung dan Pastor/Romo Alexius Andang Binawan SJ.
Dalam khotbahnya Romo Andang, biasa disapa, mengingatkan kembali tentang falsafah Kawanua yang dicanangkan tokoh nasional Dr Sam Ratulangie, yang putra Minahasa, yaitu “Si Tou Timou Tumou Tou” yang berarti hidup untuk menghidupkan orang lain atau saling memanusiakan manusia.
Suasana budaya terlihat kental dalam acara tersebut mulai dari Tarian Kabasaran, tarian khas Minahasa hingga penampilan kolintang yang merupakan musik khas Minahasa, Sulawesi Utara. Alat musik tersebut saat ini tengah diperjuangkan di Unesco, salah satu badan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yang mengkhususkan soal budaya, agar mendapat pengakuan dunia bahwa alat musik kolintang merupakan alat musik khas Indonesia berasal dari Sulawesi Utara.
Dalam sambutannya Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) KKK Angelica Tengker menyampaikan pentingnya menghargai dan memelihara budaya daerah. Sehingga dalam perayaan Paskah sekaligus HUT KKK ke-45 lebih menonjolkan sisi budaya. Angelica juga mengingatkan akan perlunya menjaga kesatuan dan persatuan termasuk menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama.”Saya harap warga Kawanua di seluruh Indonesia agar menjadi pelopor terciptanya kesatuan dan persatuan serta menjaga harmonisasi antar umat beragama,” ujar Tengker.
Wanita yang biasa disapa Ika ini juga mengingatkan kembali filolosofi ‘Torang Samua Basudara’ dan ‘Torang Samua Ciptaan Tuhan’.
(red/TI)*