Jakarta, transparansiindonesia.co.id – Sejak digaungkan menjadi bakal calon presiden dan akhirnya menjadi calon presiden, sosok Capres Prabowo Subianto terus mendapatkan perhatian.
Oleh para lawan politik, sering mengaitkan seorang Prabowo Subianto dengan beberapa kasus HAM di Indonesia, dan bahkan disebut sebagai pelanggar HAM.
Dan hal tersebut mengundang reaksi dari LSM-AMTI melalui Ketum DPP Tommy Turangan SH.
Dikatakan Turangan bahwa ada tiga fakta politik terkait Prabowo yang oleh lawan politik menyebut sebagai pelanggar HAM.
Yang pertama, dikatakan Turangan bahwa kenapa pada waktu Prabowo dipasangkan dengan Megawati Soekarnoputri pada Pilpres tahun 2009 isu itu tidak diangkat.?
Dan juga pada waktu pelaksanaan pilpres saat itu tahun 2009, Megawati mau dipasangkan dengan Prabowo Subianto.??
Dan yang ke-dua, disaat Prabowo digaungkan sebagai bakal capres di pilpres 2024, ternyata seorang Mahfud MD yang saat ini menjadi Cawapres berpasangan dengan Ganjar Pranowo, bersedia dan mau menjadi tim pemenangan Prabowo..?
Dan yang ke-tiga, yakni ketika capres Anies Baswedan menyinggung soal demokrasi, yang langsung di skakmat oleh Prabowo.
Pasalnya, Anies Baswedan merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta yang terpilih melalui proses demokrasi yang saat itu Jokowi adalah seorang presiden yang diusung oleh PDIP.
Serta pula, Anies merupakan Calon Gubernur pada kala itu yang dicalonkan oleh Prabowo Subianto.
Sehingga menurut Tommy Turangan bahwa isu-isu yang dilemparkan oleh lawan politik sengaja ingin menjatuhkan elektabilitas Prabowo Subianto yang pada pilpres kali ini berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka putra dari Jokowi.
“Masyarakat saat ini sudah sangat pintar berpolitik, isu-isu yang sengaja dilemparkan untuk menjatuhkan elektabilitas Prabowo maupun Gibran tak akan berhasil, karena rakyat sudah pintar berpolitik, pintar dan cerdas menggunakan hak pilihnya,” ujar Turangan.
(T2)*