PEKANBARU, Transparansi Indonesia.co.id Penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), menjadi satu dari program prioritas dari Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal.
Penanganan Karhutla, menempati urutan pertama dari 12 program prioritas lainnya seperti percepatan penanganan covid-19, vaksinasi, hingga pemulihan ekonomi nasional.
Komitmen untuk menuntaskan masalah Karhutla yang saban tahun terjadi, sudah dinyatakan Irjen Iqbal sejak awal dirinya resmi menjabat sebagai orang nomor satu di Korps Bhayangkara Riau, sekitar akhir tahun 2021 lalu.
Terbukti, sejak saat itu sampai sekarang, Riau tak pernah diterpa kabut asap dan langit tetap biru.
Kapolda Riau mengungkapkan, untuk menjaga kondisi Riau bebas asap pada tahun ini serta tahun-tahun berikutnya, semua pihak harus ikut mendukung dan berkontribusi.
Hal ini sesuai dengan slogan yang sering digaungkan Irjen Iqbal, yakni ‘Together We Are Strong’. Yang artinya, ‘Bersama Kita Kuat’.
Menurutnya, menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, atau TNI – Polri saja. Namun ini menjadi tanggung jawab bersama. Seluruh stake holder dan semua elemen masyarakat yang harus bersinergi, saling bekerjasama.
“Tidak ada yang hebat, yang hebat adalah kebersamaan. Sinergitas dari seluruh pihak sangat dibutuhkan dalam penanganan Karhutla ini,” kata Irjen Iqbal, Jumat (22/7/2022).
Disebutkan Jenderal bintang dua itu, ia memang menaruh atensi khusus dalam penanganan Karhutla.
Irjen Iqbal menyebut, Polda Riau akan mengerahkan sumber daya manusia (SDM) berupa personel berjumlah ribuan orang, didukung peralatan lapangan lengkap serta teknologi, dalam menghadapi Karhutla.
Mantan Kadiv Humas Polri ini memaparkan, yang lebih utama, adalah memaksimalkan upaya pencegahan. Deteksi dini hotspot atau titik panas, lewat langkah verifikasi gerak cepat di lapangan, sangat penting dilakukan.
Termasuk, melakukan pemetakan daerah rawan, mengintegrasikan pola komunikasi untuk mobilisasi personel ke titik api guna pemadaman, dan hal lainnya.
“Upaya pencegahan harus dimaksimalkan dengan mengintegrasikan SDM, peralatan, sistem dan teknologi, itu harus dikolaborasikan,” sebut Irjen Iqbal.
Dijabarkannya, dalam menanggulangi Karhutla, polisi juga didukung oleh personel TNI, Manggala Agni, BPBD, dan MPA.
Kapolda Riau menerangkan, pihaknya menerapkan langkah pencegahan salah satunya melalui Aplikasi Dashboard Lancang Kuning.
Aplikasi milik Polda Riau sangat membantu dalam mencegah meluasnya Karhutla. Lewat aplikasi tersebut, keberadaan hotspot dan firespot atau titik api yang ada di seluruh daerah di Riau, bisa diketahui.
Aplikasi besutan Polda Riau yang sudah menasional dan diadopsi oleh jajaran Polda lain di Indonesia ini, dinilai efektif dalam membantu penanggulangan dan penanganan Karhutla.
“Meskipun tidak real time, tapi kita bisa melihat potensi hotspot dan firespot yang bisa kita tanggulangi sebelum kebakaran meluas dan tidak terkendali,” papar Irjen Iqbal.
Tak hanya itu, masih terkait upaya pencegahan, jajaran Polda Riau turut menggalang partisipasi masyarakat dengan membuat program Kampung Bebas Api.
Setiap Polres dan Polsek di masing-masing wilayah, juga mengedepankan sosialisasi kepada masyarakat akan ancaman bahaya Karhutla.
Jenderal jebolan Akpol 1991 ini mengingatkan, semua pihak hendaknya tidak lengah dalam mengantisipasi meluasnya Karhutla di Riau.
“Karena kita semua pastinya tidak ingin kabut asap terjadi. Kita ingin mempertahankan kondisi langit Riau yang tetap biru dan cerah,” tuturnya.
“Mari kita pertahankan keberhasilan kita mencegah Karhutla seperti tahun lalu. Jika semua peduli dan bekerjasama, Karhutla pasti bisa kita tangani,” imbuh Kapolda Riau.
Irjen Iqbal merincikan, berdasarkan data penanganan Karhutla periode 1 Januari hingga 22 Juli 2022, dari pantauan lewat Aplikasi Dashboard Lancang Kuning, didapati ada 3.197 titik panas. Dari angka itu, setelah dilakukan langkah verifikasi, ada 791 titik api.
Titik api ini terbagi menjadi 3 kategori. Diantaranya low atau rendah 158 titik, medium atau menengah 2.945 titik dan high atau tinggi 106 titik.
Hotspot paling banyak terdeteksi di wilayah hukum Polres Rohil, 541 titik, Polres Dumai 386 titik, dan Polres Rohul 380 titik.
Polda Riau diungkapkan Irjen Iqbal, telah bergerak secara masif di lapangan. Para personel jajaran Polda Riau sudah berhasil membuat 601 sekat kanal non permanen dan 475 embung di lokasi sekitar potensi titik api.
Kepolisian aktif pula melakukan focus group discussion (FGD) bersama masyarakat dan stake holder terkait membahas mengenai penanganan dan pencegahan Karhutla.
Tak kurang dari 46.276 penyuluhan telah dilakukan oleh personel jajaran Polda Riau. Mereka juga sudah menyebar 42.181 maklumat, dan memasang 4.841 spanduk imbauan.
Para petugas pun terampil dalam menciptakan alat pompa modifikasi. Dimana saat ini sudah ada 650 pompa kendaraan bermotor portabel yang bisa digunakan untuk memadamkan api.
“Sampai saat ini kita juga telah melakukan 29.538 kali patroli darat, menggelar 35 apel siaga. Juga membagikan 14.257 masker dan membuka 487 layanan kesehatan,” rinci Irjen Iqbal.
Lanjut Irjen Iqbal, lahan yang terbakar, paling luas berada di wilayah hukum Polres Bengkalis, yaitu 112,85 hektare. Disusul di wilayah hukum Polres Kuansing 106,25 hektare dan wilayah hukum Polres Inhil, 78,8 hektare.
Sementara dari sisi penegakan hukum, Kapolda Riau menegaskan pihaknya tidak akan pandang bulu dalam menindak pelaku Karhutla.
Baik itu pelaku individu, atau pun koorporasi yang jelas terbukti melakukan pembakaran. Sanksi tegas akan diterapkan tanpa tebang pilih.
“Penegakan hukum akan kita lakukan secara tegas. Kita proses sesuai aturan yang berlaku,” ujar Irjen Iqbal.
Mantan Kapolda NTB ini menguraikan, sampai saat ini jajaran Polda Riau sudah menangani 8 kasus dengan 9 tersangka yang kesemuanya adalah perorangan. Untuk indikasi pelaku korporasi, belum ditemukan.
Polres Bengkalis dalam hal ini menangani 1 perkara dengan 1 tersangka. Luas lahan yang dibakar yaitu 2 hektare.
Lalu Polres Siak menangani 1 perkara dengan 1 tersangka. Luasan lahan yang dibakar 4 hektare.
Berikutnya, Polres Rohul menangani 1 perkara dengan 2 tersangka. Luasan lahan yang dibakar 2 hektare.
Selanjutnya, Polres Rohil menangani 3 perkara dengan 3 tersangka. Luasan lahan yang dibakar 12 hektare.
Terakhir, Polres Inhil menangani 2 perkara dengan 2 tersangka. Luasan lahan yang dibakar 107,5 hektare.
“Yang masih penyidikan ada 2 kasus, tahap I ada 1 kasus, dan yang sudah tahap II 5 kasus,” jelas Irjen Iqbal.
Kapolda Riau mengimbau, masyarakat perorangan dan perusahaan, jangan lagi membuka atau membersihkan lahan dengan cara membakar.
Apalagi di musim kering atau kemarau. Pastinya akan menimbulkan potensi terjadinya Karhutla yang lebih besar.
Kapolda Riau berujar, ribuan personel di jajarannya sudah sangat siap siaga jika sewaktu-waktu harus diturunkan ke lokasi untuk melakukan langkah mitigasi.
Ia menambahkan, Polda Riau dan jajaran akan terus berkomitmen dalam mengatasi Karhutla. Baik dengan melakukan pencegahan, pemadaman, dan penegakan hukum yang berkeadilan.
“Komitmen kita jelas, Riau harus bebas bencana asap. Mari kita lanjutkan kesuksesan kita dalam menangani Karhutla, dengan bahu membahu dan saling bekerja sama. Kuncinya, titik api sekecil apa pun harus cepat dideteksi dan dipadamkan,” pungkas Kapolda Riau.
(ROMI)