Jakarta, transparansiindonesia.co.id – – Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia terus saja bertambah dari hari ke hari, dan ini menjadi perhatian dari berbagai elemen temasuk dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), maka dari itu PSI melayangkan surat terbuka kepada Menteri Kesehatan Republik Indonesia dr.Terawan Agus Putranto.
Krisis yang seharusnya bisa jauh lebih baik tertangani kalau sejak awal Bapak Terawan memperlihatkan sikap terbuka, transparan, dan tidak menganggap enteng COVID-19. Waktu adalah musuh kita, dan sejak awal kita menyia-nyiakan kesempatan untuk merespons ancaman ini dengan cara yang benar. Korban terus berjatuhan dan dampak berupa kerugian ekonomi semakin meluas. Di tengah ketidakpastian, pilihan terbaik bukan menanti keajaiban. Indonesia membutuhkan sebuah rencana.
Tidak boleh lagi ada kata-kata “Enjoy saja, makan yang cukup” — tidak boleh lagi ada upacara-upacara seremonial yang tidak penting. Ini keadaan darurat.
Bapak Terawan yang kami hormati, kejujuran adalah pilihan terbaik di masa pandemi. Kami mendorong Bapak untuk membuka semua data yang masuk secara lengkap dan cepat. Tidak boleh ada yang ditutupi.
Memang benar bahwa tidak ada satu pun negara siap. Perbedaannya kini terletak pada bagaimana cara kita merespons keadaan. Kita bisa memulai dengan sikap terbuka, mengakui keterbatasan pemerintah. Umumkan segera jumlah alat Tes PCR yang masih dibutuhkan, berapa ventilator yang perlu dibeli, berapa laboratorium yang diperlukan, dan berapa rumah sakit yang perlu ranjang untuk menampung pasien. Rakyat pasti bisa memahami karena masalah serupa juga dihadapi semua negara di dunia.
Kami percaya, keterbukaan justru bisa menjadi sumber persatuan, memulihkan kembali kepercayaan rakyat kepada pemerintah. Sekaligus menjadi momentum membangun solidaritas nasional untuk bergotong royong bekerja sama menghadapi musuh bernama COVID-19. Bukankah itu kekuatan utama kita sebagai sebuah bangsa?
Kami sadar bahwa kebijakan apa pun tidak akan pernah mudah untuk diambil dalam masa sulit seperti sekarang. Tapi rupanya itulah takdir sejarah yang ada di pundak kita semua, di pundak Bapak, dan termasuk di pundak Partai Solidaritas Indonesia.
Bapak Terawan yang terhormat, semua orang pernah salah mengambil langkah. Tapi kemauan untuk segera mengoreksi diri dan bangkit dari kesalahan adalah cara manusia memperlihatkan kekuatan dirinya.
Nyawa banyak orang ada di tangan Bapak – 270 juta rakyat Indonesia menantikan langkah yang akan Bapak tempuh untuk menghadapi virus yang belum ada obatnya ini.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan memberi mandat kepada Bapak untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi situasi. Otoritas ada di tangan bapak untuk menentukan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Kekuasaan yang besar harus disertai tanggung jawab besar, keberanian untuk mengambil tindakan demi menyelamatkan nyawa manusia. Bola itu sekarang ada di tangan Bapak.
Bapak Terawan yang kami hormati, seluruh kebijakan mengatasi pandemi COVID-19 sebaiknya didasarkan pada tiga prinsip. Pertama, menyelamatkan sebanyak mungkin kehidupan. Seluruh kebijakan harus difokuskan kepada ikhtiar untuk menyelamatkan nyawa manusia, nyawa keluarga kita, rakyat Indonesia.
Kedua, membuka akses informasi sebenar-benarnya dan seluas-luasnya. Arus informasi yang benar dan bebas adalah mata uang tertinggi di tengah krisis. Ia menjadi rujukan untuk merumuskan kebijakan yang tepat – dan menjadi pedoman bagi rakyat dalam menentukan keputusan sehari-hari menghadapi COVID-19.
Ketiga, seluruh kebijakan harus didasarkan kepada Ilmu Pengetahuan. Sikap terbuka menerima penjelasan ilmiah dan temuan terbaru akan menyelamatkan banyak kehidupan di tengah gempuran wabah.
Waktu terus berjalan. Kita tidak bisa membiarkan keadaan semakin memburuk. Susun rencana, ambil langkah. Tiap detik berharga dan bisa menyelamatkan nyawa manusia. Keputusan ada di tangan Bapak.
Rekomendasi Kebijakan
Berdasarkan ketiga prinsip tadi, kami menyarankan kepada Bapak untuk segera mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
1. Setelah Jakarta, tetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk wilayah penyangga ibukota yakni Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi. Hentikan transportasi masuk atau keluar Jabodetabek, kecuali untuk keperluan logistik atau hal-hal mendesak lain.
2. Setelah itu tetapkan PSBB untuk seluruh wilayah Pulau Jawa. Permudah birokrasi, Bapak perlu bersikap pro-aktif dan tidak harus menunggu permintaan dari daerah. Jika ada daerah lain di luar Jawa yang dianggap perlu pemberlakuan PSBB, segera putuskan, tetapkan.
3. Agar PSBB berjalan efektif, warga di wilayah bersangkutan harus dipastikan mendapat bantuan sosial transfer tunai, untuk memastikan mereka tidak bekerja dan tetap tinggal di rumah. Untuk melaksanakan ini, lakukan kerja sama dengan kementerian terkait serta pemerintah daerah.
4. Kerahkan aparat keamanan TNI dan Polri untuk melakukan penjagaan di fasilitas kesehatan, dan tempat strategis.
Semoga Menteri Kesehatan Bapak dr.Terawan selalu dalam keadaan sehat dan diberi kekuatan untuk menyelesaikan krisis ini.
(red/T2)*