Sulut, transparansiindonesia.co.id – Legislator DPRD Sulut dari fraksi Golkar, Michaela Elsiana Paruntu (MEP) terus melaksanakan tugasnya sebagai wakil rakyat dan getol memperhatikan apa yang dibutuhkan rakyat saat ini.
Termasuk didalamnya masyarakat petani Nilam, yang saat ini menjadi viral di Sulawesi Utara oleh karena tanaman tersebut memiliki nilai ekonomi tinggi.
Srikandi partai Golkar Sulawesi Utara tersebut yang duduk sebagai wakil ketua DPRD Sulut, mendorong agar Dinas Perkebunan Sulawesi Utara untuk melakukan kajian guna penyeragaman harga jual minyak nilam.
Dimana, tujuannya menurut MEP agar petani dapat memiliki kepastian terkait harga jual minyak nilam dengan adanya penyeragaman harga dan memiliki payung hukum.
Hal tersebut dikatakan wanita cantik dan terkenal peduli dengan sesama tersebut, disela-sela mengikuti beberapa agenda di DPRD Sulut pada Senin (03/02).
Dijelaskannya, bahwa ia meminta kajian secara komprehensif dari dinas perkebunan, agar menjadi dasar supaya nantinya ada pemberlakuan mengenai harga jual minyak nilam, dan mungkin diterbitkan SK dari Pemprov atau mungkin kebijakan lainnya untuk melindungi petani Nilam dari permainan harga.
Upaya Micha Paruntu mendorong Dinas Perkebunan dan pihak eksekutif melakukan kajian terkait harga Nilam, menurutnya karena sebagaimana dengan salah satu program Presiden Prabowo tentang hilirisasi.
“Program pak Presiden Prabowo tentang hilirisasi, kita mendorong pihak eksekutif dalam hal ini Dinas perkebunan untuk melakukan kajian, agar supaya petani mendapatkan kepastian harga dan terjaga sehingga nantinya melalui penjualan Nilam petani mendapatkan pendapatan terbaik guna peningkatan ekonomi masyarakat,” ujar MEP.
Lanjut MEP, alasannya ia mendorong penyeragaman harga Nilam, agar nilai jual minyak nilam menjadi seragam, tidak sesuka hati mematok harga dan tidak ada permainan harga yang merugikan petani.
“Nantinya kan semua jadi enak, petani mendapatkan kepastian harga dengan tidak takut lagi tentang harga, walaupun seberapa banyak petani yang menanam Nilam. begitupun para pembeli pasti akan mendapat kuota produksi sesuai target yang pasti akan di ekspor,” jelas MEP yang juga Ketua KPRS GMIM dua periode tersebut. (Hen)*