Minsel, transparansiindonesia.co.id – Isak tangis keluarga pecah, tatkala rombongan yang menjemput jenazah Edwin Kawengian tiba di rumah duka di desa Lowian, Kecamatan Maesaan, Minahasa Selatan.
Edwin Kawengian, penambang yang menjadi salah satu korban dalam tragedi di tambang emas desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Minahasa Utara.
Edwin Kawengian, menjadi salah satu korban bersama dua penambang lainnya akibat lubang tambang yang menjadi tempat mereka mencari material emas, kemasukan air dengan volume yang besar.
Dan ketiganya diduga tewas tenggelam karena volume air yang masuk ke lubang tempat mereka mencari material emas sangat banyak, sehingga kesulitan mereka untuk keluar.
Tiba di rumah duka di desa Lowian, suasana dukacita langsung dirasakan bukan saja oleh keluarga, tapi juga oleh seluruh masyarakat baik yang ikut menjemput jenazah maupun masyarakat yang menunggu di rumah duka.
Setelah beberapa menit tiba di rumah duka, langsung dilaksanakan ibadah pemakaman, mengingat kondisi jenazah yang sudah tak bisa berlama-lama lagi untuk segera dimakamkan sesuai dengan petunjuk dari tenaga kesehatan.
Selama ibadah pemakaman berlangsung, keluarga tak henti-hentinya menangis, bahkan ketika jenazah hendak dibawa ke ladang pekuburan.
Edwin Kawengian meninggalkan istri Olvi Rori dan dua anaknya yang pertama duduk di bangku sekolah menengah pertama dan anak yang belum bersekolah.
Ia menjadi tulang punggung keluarga, dan selalu berusaha dan berupaya memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, menurut pjb HukumTua desa Lowian Deity Kawengian bahwa sosok Edwin Kawengian dikenal sangat baik dan suka bergaul dengan siapa saja.
Rajin dalam kehidupan bermasyarakat, dan berjemaat, apalagi keluarga Edwin Kawengian-Rori mengikuti salah satu organisasi sosial yang ada di desa.
Ewin dimakamkan di tempat pemakaman umum desa Lowian, Kecamatan Maesaan pada Senin (9/12), dan dihadiri oleh pelayat duka dari beberapa desa, termasuk para keluarga yang dari Boltim dan Bolmong.
Dari informasi yang diperoleh, bahwa ketiga penambang yang salah satunya adalah Edwin Kawengian masuk ke lubang tambang pada Jumat siang (6/12) dan beberapa jam mereka bekerja, air langsung masuk dan membuat mereka tak bisa menyelamatkan diri.
Dan mereka bertiga diperkirakan langsung tewas ditempat, mereka berhasil dievakuasi oleh tim Basarnas bersama dengan warga penambang pada Minggu malam (8/12). (Hen)*