Minsel, transparansiindonesia.co.id – Siapa yang tak kenal dengan sosok Michaela Elsiana Paruntu,,? Beliau merupakan adik kandung dari mantan Bupati Minahasa Selatan dua periode, Christiany Eugenia Paruntu.
dr. Michaela Elsiana Paruntu MARS adalah seorang politisi partai Golkar yang tentunya telah memiliki segudang prestasi dan dengan dedikasi diberbagai organisasi.
Wanita cantik dengan inisial MEP, ibunda dari Joshua merupakan putri ketiga dari pasangan Prof. Dr. Ir. Jopie Paruntu M.Sc dan Jenny Johana Tumbuan SE.
Micha Paruntu lahir di Nottingham, Inggris pada 1 Oktober 1982.
Berlatar belakang seorang dokter, tak menyurutkan niatnya untuk terjun di dunia politik.
Saat ini, karir politik Micha Paruntu terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara periode 2024-2029 dari daerah pemilihan Minsel-Mitra.
Usai Dilantik sebagai anggota DPRD, beliau dipercayakan untuk duduk di kursi pimpinan dewan provinsi Sulawesi Utara sementara.
Bahkan, digadang-gadang MEP akan menjadi salah satu wakil ketua DPRD Sulawesi Utara definitif dari fraksi partai Golkar.
MEP dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi, peduli, energik dan dan selalu ramah dengan semua orang.
Sehingga, banyak orang mengangumi akan jiwa ketenangan dan ketekunan dari seorang Micha Paruntu.
Berbagai kontribusi nyata telah dikaryakan oleh seorang Micha Paruntu, melalui berbagai jabatan yang pernah diembannya, MEP selalu berupaya berkarya nyata bagi masyarakat.
Mantan Ketua PMI Minsel tersebut, selain aktif sebagai politisi, ia juga merupakan seorang dokter dan dosen di Faked Unsrat Manado.
Wanita cantik tersebut mendapatkan gelar S2 di Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dengan program studi Kajian Administrasi Rumah Sakit dengan gelar MARS.
Berlatar belakang seorang dokter, dan komitmennya dalam melayani masyarakat membuat ia dikenal dan dicintai banyak orang, tak heran dimana pun seorang Micha berkunjung pasti disambut antusias oleh masyarakat.
Ditahun 2002, Micha Paruntu terpilih menjadi Noni Sulut, ajang prestisius di Sulawesi Utara dalam pemilihan Nyong-Noni Sulut, ajang tersebut merupakan kontes kecantikan dan kecerdasan dari setiap peserta.
Prestasi MEP tak sampai disitu, sebagai public figure dan dalam pelayanan di organisasi gereja, Micha terpilih menjadi Ketua Komisi Pelayanan Remaja Sinode GMIM, dan aktif hingga sekarang di periode yang kedua.
Bahkan hingga saat ini mereka yang tergabung dalam militan CEP-MEP berharap agar nantinya sosok CEP maupun MEP dapat menjadi top eksekutif di Sulawesi Utara. (Hengly)*
