SULUT, TI – Partai Demokrat akhirnya mengusung pasangan calon Elly Engelbert Lasut dan Hanny Joost Pajouw (E2L-HJP) di Pilkada Sulut.
Dan nama Michaela Elsiana Paruntu (MEP) hilang dari cawagub mendampingi E2L.
Kepada awak media, Micha Paruntu mengaku sangat kaget dengan keputusan tersebut.
Karena menurut MEP, baru-baru ini ia bertemu dengan Elly Lasut dan membicarakan banyak hal.
Dikatakannya, seharusnya tidak ada yang berganti.
“Namun seperti itulah politik, bisa berubah dalam hitungan detik,” kata Ketua Golkar Minsel tersebut pada Selasa (27/8/2024).
Lanjut Micha, saat sedang membicarakan kesiapan berkas bersama Elly Lasut dan mendengarkan beberapa permintaan dari DPP Demokrat ke pribadi MEP, tiba-tiba muncul SK B1KWK yang baru.
“Dengan nama calon wakil gubernur (cawagub) sudah berganti, tidak nama saya lagi,” terang MEP.
MEP bilang, di saat bersamaan, ia juga menerima informasi dari DPP Golkar, bahwa mereka juga sudah menerima informasi MEP diganti oleh DPP Demokrat dari cawagub pendamping Elly Lasut.
Informasi yang sama diterima MEP secara berurutan dari mulai dari tingkat DPP, DPD I hingga ke dirinya.
Menurut MEP, alasan ia tidak lagi menjadi Cawagub Elly Lasut, karena dianggap mengulur-ngulur waktu dalam pengurusan berkas.
Bahkan, kata MEP, kapasitasnya dinilai berpeluang menggagalkan Elly Lasut dalam pencalonan.
Itu karena MEP mengantongi KTA Golkar.
MEP mengaku sudah diminta membuat surat pengunduran diri sebagai Anggota DPRD terpilih, seperti yang dipersyaratkan KPU.
Bahkan, MEP juga disarankan agar mundur dari Golkar.
“Nah, mundur dari Golkar, ini yang saya minta untuk dipertimbangkan kembali,” tegas MEP.
MEP menegaskan lagi dirinya tidak pernah mundur sebagai pasangan calon
Namun, ia diganti dengan alasan masih mengantongi KTA Golkar.
“Melihat gejolak internal Golkar, dikhawatirkan bisa mengganggu pencalonan pak Elly nanti,” tutur MEP
MEP berujar ia hanyalah kandidat cawagub yang dipinang tanpa syarat oleh Elly Lasut.
Di momentum ini, MEP turut menghadapi gejolak dalam partai sendiri.
Apalagi B1KWK dari Golkar tidak diterima.
“Disaat sedang mencoba mencerna kenyataan tiba-tiba mendapat kabar seperti ini. Mohon maaf bila ada salah. Saya hormati keputusan Partai Demokrat, kiranya yang terbaik Tuhan berikan,” tutup MEP. (T2)*