SULUT, TI – Detik-detik terakhir pendaftaran di KPU, konstalasi politik tiba-tiba berubah. Koalisi Demokrat-Golkar yang kompak dukung Elly Engelbert Lasut (E2L) dan Michaela Elsiana Paruntu (MEP) di pilgub Sulut, bubar.
Golkar meninggalkan Demokrat dengan memberi dukungan pada calon gubernur Gerindra, Yulius Selvanus Komaling (YSK) yang pada beberapa waktu lalu sudah menerima SK B1KWK dari Gerindra berpasangan dengan Victor Mailangkay.
Diketahui bukan hanya Golkar yang tinggalkan Demokrat. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga urung dukung E2L.
Begitu juga PSI yang sebelumnya sudah mengeluarkan rekomendasi untuk E2L, beralih ke Gerindra. Kini tertinggal Demokrat sendiri yang mempertahankan E2L sebagai calon gubernur.
Pada pilpres lalu, Demokrat bersama parpol-parpol ini mengawal kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Demokrat bahkan menjadi satu-satunya parpol yang menggelar kampanye akbar sendiri sebagai bentuk dukungan paripurna pada Prabowo-Gibran. Bahkan menggunakan logistik sendiri bergerak massif sampai ke kabupaten/kota.
Sejumlah kader Demokrat menilai E2L dizalimi. “Padahal waktu pendaftaran ke KPU kian dekat. Tapi Golkar menarik dukungan. Bahkan B1KWK untuk pasangan E2L-MEP sudah diterbitkan Demokrat,” ujar para kader partai berlambang bintang mercy ini.
Sekretaris Demokrat Sulut Billy Lombok menilai, ditinggalnya Demokrat berjuang sendiri di Pilgub Sulut bentuk dinamika politik.
“Saya kira bukan hanya Pak E2L yang merasakan tapi seluruh keluarga besar pendukung. Di dalamnya ada MEP juga. Walaupun ini adalah dinamika berpolitik, tapi guru kami Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) senantiasa mengajarkan kesantunan dan ketulusan, situasi terkini juga sudah kami laporkan ke Ketua Umum AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dengan pesan yang sama bahwa panjang umur perjuangan Demokrat bagi rakyat Sulut,” tandasnya. (T2)*