MANADO, TI – Dugaan Pungli terhadap para mahasiswa dan dosen di Universitas Samratulangi Manado menyeruak ke publik.
Sebelumnya juga, dugaan pungutan liar disinyalir dilakukan kepada mahasiswa fakultas kedokteran Unsrat pada program PPDS (program pendidikan dokter spesialis).
Dan hal tersebut menjadi perhatian serius dari lembaga swadaya masyarakat aliansi masyarakat transparansi indonesia (LSM-AMTI).
Menurut Tommy Turangan SH, selaku Ketua Umum DPP LSM-AMTI bahwa dugaan pungli di Faked Unsrat tersebut menyeruak setelah sejumlah dosen mengatakan bahwa pihak pimpinan Faked Unsrat mewajibkan dosen dan pegawai membayar sejumlah uang dengan alasan untuk iuran duka.
“Tindakan mengumpulkan uang dari dosen dan pegawai di Faked Unsrat termasuk pungutan liar karena itu tidak termasuk dalam kategori akademik,” jelas Turangan.
“Pemotongan gaji dosen dan pegawai tanpa persetujuan yang bersangkutan. Setelah diprotes, baru Dekan buru-buru buat surat,” tambah Tommy Turangan menurut sumber.
Adapun pemotongan sejumlah uang tersebut telah berlangsung selama tiga bulan, namun baru dikembalikan satu bulan.
Lanjut dikatakan, bahwa rapat Senat, Jumat Minggu lalu, para dosen merasa aneh karena yang bersikeras dilakukan pemotongan adalah suami dari Dekan Fakultas Kedokteran yang merupakan Ketua Senat Unsrat.
“Dengan alasan untuk dana duka. Padahal belum ada orang yang meninggal. Pemotongan uang disekitar Rp.17.500 sampai Rp.45.000, tergantung golongan,” ujarnya.
Ditambahkan, bahwa waktu terjadi duka, uang yang terkumpul berjumlah belasan juta. Namun menurut mereka yang diserahkan pimpinan Fakultas Kedokteran Unsrat hanya Rp.2.500.000.
“Semua dosen berharap ada tindakan tegas dari hasil pemeriksaan Itjen Kemendikburistek yang telah berulang kali memeriksa pimpinan Fakultas Kedokteran Unsrat,” tegasnya.
Maka dari itu, LSM-AMTI melalui Ketum DPP Tommy Turangan SH meminta agar APH segera masuk dan menyelidiki dugaan pungli tersebut.
Hal tersebut dikatakan Turangan karena menyangkut nama Unsrat yang merupakan perguruan tinggi ternama di Sulawesi Utara.
(T2)*