Cerita Warga Miskin Tinggal di Desa Koto Mesjid Tak Dapat Bansos Hingga Rehab Rumah

Uncategorized1741 Dilihat

Xlll Koto Kampar, Transparansi lndonesia.co.id Sangat di sayangkan pasangan Abat dan Nurita warga Dusun 2 Pancuran Gading RT 006 RW 003 Desa Koto Mesjid Kecamatan Xlll Koto Kampar andai di lihat kehidupannya lumayan memprihatinkan.

Nurita dan Abat mempunyai dua orang anak tinggal disebuah rumah berdinding papan yang berukuran 4 x 4 dan serba kekurangan, namun sekarang pemerintah Daerah kabupaten Kampar bahkan anggota DPRD perwakilan rakyat belum ada tanda-tanda membantunya untuk mendapatkan perbaikan tempat tinggalnya.

“Belum ada tanda tandanya mendapatkan bantuan memperbaiki rumah dari pemerintah bg, ucap Nurita kepada Wartawan.

Nurita bercerita, tahun tahun sebelumnya rumahnya kerap kali di photo sebagai penerima bantuan rehab rumah bahkan oleh orang desa setempat namun sayangnya hingga saat ini bantuan tersebut tak kunjung jua tiba.

Baca juga:  Humas PT. PHI Berikan Klarifikasi Terkait Pemberitaan Yang Merugikan Perusahaan 

Ibu dari dua anak ini lebih jauh menceritakan, pekerjaan suaminya kesehariannya bekerja serabutan sebagai buruh harian lepas hanya dapat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

“Bagai mana kami memperbaiki atap rumah yang sudah bocor, kemudian dinding yang rapuh, dapat rezeki cukup untuk hidup,”ucapnya Sabtu (27/7/24).

Nurita berharap kepada pemerintah daerah kabupaten Kampar hingga Wakil Rakyat mau membantu keluarga dia mengingat kondisi rumah yang saat ini ia tempati sangat memperhatikan patut di perbaiki.

Saat disinggung awak media soal bantuan dari pemerintah desa mau pun pemerintah pusat melalui dinas sosial, Nurita, yang ditemui dikediamannya mengungkapkan, belum pernah mendapatkan Bantuan Sosial (Bansos) baik itu dari Program Keluarga Harapan (PKH).

Baca juga:  Satlantas dan BNN Bireuen Pengecekan Urine dan Ramp Check Terhadap Supir dan Angkutan Umum

“Belum pernah mendapatkan bantuan PKH, kalau BLT DD tahun kemarin ada tahun ini tak ada lagi, ujar Nurita.

Meski Nurita berharap banyak mendapatkan Bansos namun sampai hari ini pemerintah desa tidak kunjung ada meminta identitasnya untuk di daftar sebagai penerima.

“Belum ada pihak desa meminta, padahal keluarga kami ini kategori miskin. Saya tidak tahu kategori orang yang berhak menerima bantuan PKH itu, apakah ditentukan dari pihak desa/kecamatan mekanismenya,”tambahnya.

Selain itu Nurita menyebut akan melengkapi persyaratan mendapatkan bantuan dari BAZNAS Kabupaten Kampar berupa mesin jahit tapi sayangnya hingga kini ia belum mendapatkan Rekomendasi dari Dinas.

(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *