Minsel, transparansiindonesia.co.id – Pemerintah desa Mopolo Esa, Kecamatan Ranoyapo, Kabupaten Minahasa Selatan terus menggalakkan dan melaksanakan intervensi stunting.
Oleh karena, permasalahan stunting menjadi perhatian serius saat ini yang tentunya harus pula mendapatkan penanganan yang serius dari semua elemen.
Stunting adalah kondisi gizi kronis yang terjadi karena kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu lama, sehingga menyebabkan pertumbuhan anak terganggu.
Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting atau intervensi stunting di desa Mopolo Esa terus dilakukan, salah satunya melalui kegiatan posyandu desa.
Dalam pelaksanaan posyandu, para ibu hamil dan balita mendapatkan pelayanan kesehatan, edukasi dari tenaga kesehatan, serta pula mendapatkan makanan tambahan berupa susu, telur, bubur kacang hijau, serta buah.
Selain dihadiri oleh para balita dan ibu hamil, Posyandu desa Mopolo Esa juga dihadiri oleh lansia dan remaja, dimana para lansia mendapatkan pelayanan kesehatan dan mengikuti senam sehat lansia, para remaja mendapatkan vitamin tambah darah.
Pada kegiatan posyandu desa Mopolo Esa yang dilaksanakan pada Jumat (14/6), juga dirangkaikan dengan pelatihan bagi para kader kesehatan desa terkait pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal.
Materi disampaikan oleh petugas gizi dari Puskesmas Poopo bersama kepala puskesmas Poopo yang mengajak para kader untuk dapat menghasilkan produk pangan lokal menjadi makanan tambahan.
HukumTua desa Mopolo Esa, Nefo Rumagit mengatakan bahwa kegiatan posyandu dilaksanakan setiap bulannya dan mengajak kepada para sasaran Posyandu untuk hadir dalam kegiatan tersebut setiap bulan.
Guna mewujudkan kehadiran seratus persen para sasaran untuk datang dan hadir di posyandu, guna mengetahui kondisi dan keadaan para balita dan ibu hamil.
Usai kegiatan posyandu di BPU Desa, pemerintah desa bersama para kader kesehatan, PKK, nakes dari Puskesmas Poopo serta lintas sektor melaksanakan sweeping bagi balita yang tidak hadir di posyandu.
Sweeping dilaksanakan dengan mengunjungi langsung rumah-rumah masyarakat yang memiliki anak balita, untuk ditimbang berat badan dan diukur panjang badan dari para balita tersebut.
“Untuk biaya yang ditimbulkan dalam kegiatan posyandu, dialokasikan melalui anggaran dana desa Mopolo Esa tahun 2024 termasuk belanja makanan tambahan seperti susu, telur, kacang hijau dan buah,” ujar Nefo Rumagit. (Hengly)*