Purwakarta TI – Menjabat sebagai kepala desa Sukatani kecamatan Sukatani kabupaten Purwakarta sejak November 2021, dibawah kepemimpinan A. Azis TB. Limbong. Desa Sukatani kini menjadi desa dengan segudang prestasi. Dari desa maju menjadi desa mandiri dalam kurun waktu yang relatif sangat singkat termasuk menjadi desa berbasis digital .
Beberapa program telah berhasil dan sedang dalam proses dikerjakan. Adapun program yang telah dijalankan serta dapat di nikmati oleh masyarakat desa Sukatani saat ini adalah kartu sehat desa Sukatani. Yang mana kartu tersebut dapat di gunakan sebagai sarana berobat gratis pada sebuah klinik yang ditunjuk resmi oleh desa.
Bukan hanya itu, desa Sukatani juga telah berhasil membangun sebuah taman yang diberi nama Taman Senopati Terong peot yang bisa setiap waktu dinikmati oleh masyarakat.
Selain itu, saat ini desa Sukatani juga dalam proses pembangunan Situ sampalan resort, yang nantinya akan dibangun vila serta wahana bermain, yang besar kemungkinan akan menarik wisatawan untuk berkunjung.
Menurut Kepala desa Sukatani, semua dapat berjalan dengan baik dan cepat karena gotong royong serta swasembada dari semua lapisan masyarakat.
“Kerja keras, kerja ikhlas, gotong royong, serta swasembada masyarakat yang luar biasa”. Terang Azis, sapaan akrab A. Azis TB. Limbong. Dikantornya, Jum’at (26/5).
Menurut pria yang masih berusia 40 tahun tersebut, desa sukatani saat ini juga masuk sebagai desa terbaik, lima besar se kabupaten Purwakarta.
“Alhamdulillah kita masuk nominasi sebagai lima terbaik sekabupaten, yang rencananya akan ikut dalam ajang desa terbaik se provinsi Jawa Barat”. Jelasnya.
Aziz juga mengutarakan rasa senangnya karena saat ini sudah seratus persen tanah yang dalam di wilayah desa sudah bersertifikat.
“Dalam kurun waktu satu tahun 4 bulan ini sejak saat saya menjabat, sudah seratus persen kepemilikan lahan tanah bersertifikat. Jadi insya Alloh didesa Sukatani kedepan tidak ada lagi persoalan batas tanah dan jelas pemiliknya siapa”. Urainya.
Sebagai desa yang tidak memiliki potensi wisata, tetapi membangunan wisata, Situ Sampalan Resort, Azis pun mengatakan jika potensi itu bisa diciptakan.
“Kita ini kan manusia yang dituntut untuk berfikir dan bekerja, mengenai situ Sampalan yang sedang kita bangun sebagai wisata itu kan kita berfikir bagaimana bisa menciptakan potensi, jadi jangan hanya berpaku pada potensi yang sudah ada, apapun yang menyangkut kemajuan wilayah, selagi itu tidak melanggar aturan, ya kita fikir dan kerjakan dengan segenap kemampuan kita”. Tegasnya.
Ditanya perihal desa Sukatani untuk program pembangunan, bantuan sosial kepada masyarakat atau bantuan langsung tunai serta lainnya, Azis juga dengan tegas mengatakan jika semua dijalankan dengan transparan dan terbuka.
“Laporan pertanggung jawaban desa atau kepala desa, saya berani langsung kepada masyarakat, bahkan dilapangan terbuka, saya uraikan semua disitu. Jadi bukan hanya perwakilan masyarakat yang tau, tapi masyarakat juga semua bisa melihat, mendengar jika perlu cek langsung kebenarannya. Termasuk bisa diakses di web desa, karena kita juga sudah berbasis digital. Jadi semua jelas dan terang benderang”. Tandasnya.
Bagi Azis, jabatan bukan sesuatu yang kemudian berambisi memperoleh atau bahkan menumpuk kekayaan, tetapi pengabdian.
“Saya maju sebagai kades karena panggilan jiwa melihat desa saya yang sebelumnya seperti apa. Sekarang bisa siapapun melihat hasilnya seperti apa. Bagi saya jabatan adalah pengabdian, dapat memberikan yang terbaik apalagi dalam lingkup lebih luas adalah sebuat kepuasan tersendiri, bukan materi. Dan saya dari sebelum menjadi kepala desa meskipun kecil memiliki usaha, yang sejak saya menjadi kepala desa bisa dikatakan pendapatan saya dari usaha justru berkurang hampir seratus persen, tetapi bisa dicek juga apa saja prestasi desa Sukatani sekarang”. Pungkas Azis.
(MDI)