Kampar, Transparansi Indonesia.co.if Zero anak tidak sekolah merupakan program prioritas Pj Bupati Kampar di bidang pendidikan. Pada tahun 2024 mendatang, dalam berbagai kesempatan, Dr. H. Kamsol, MM tekanan agar program ini didukung oleh semua pihak, sehingga pembangunan di bidang pendidikan bisa terus meningkat terutama peningkatan mutu pendidikan itu sendiri.
Hal ini disampaikan oleh Plt Kadis Pendidikan Pemuda dan Olaharaga Kab. Kampar, H. Aidil, SH, M.Si di ruang kerjanya, Jumat (17/2), setelah mendapat arahan dari Pj Bupati Kampar agar melakukan respon cepat terhadap adanya pengaduan masyarakat.
“Terkait dengan kaduan masyarakat adanya dugaan oknum guru yang mengancam anak didik kita akan dikeluarkan dari sekolah, bapak Pj Bupati telah menginstruksikan kepada kami agar bertindak cepat,” kata H. Aidil.
Plt Kadis Pendidikan menjelaskan diminta sudah memerintahkan kepala sekolah yang bersangkutan untuk menjemput siswa tersebut agar kembali bersekolah dan belajar seperti biasanya.
“Senin (20/2 – red) mendatang anak tersebut harus kembali ke sekolahnya di SD 024 Petapahan Jaya. Saya memerintahkan kepala sekolah yang bersangkutan agar menjemput langsung anak kita itu dan membawanya kembali ke sekolah mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa,” terang H. Aidil.
Pada kesempatan yang sama, H. Aidil, SH. M.Si kembali menghimbau seluruh pihak untuk bersama-sama mendukung kemajuan pendidikan di Kabupaten Kampar.
“Dengan terjalinnya kerjasama dengan seluruh pihak, saya yakin pendidikan kita akan semakin maju. ini semua demi kepentingan masa depan anak-anak kita, generasi emas penerus pembangunan Kab. Kampar serta mendukung program pendidikan yang di canangkan melalui Pemerintah Daerah Kampar,!pungkas H. Aidil, SH, M.Si.
Selanjutnya,Pj Bupati H. Kamsol memberikan uraian lewat chat whatsapp singkatnya, Tidak ada boleh sekolah yang mengeluarkan muridnya adinda kecuali ada masalah hukum / kriminal yang ditangani pihak berwajib.
Apalagi untuk tingkat SD dan SMP sedarajat yang masuk dalam program wajib belajar. Jadi jangan buat judul terancam putus sekolah sementara kita programnya meningkatkan angka partisifisi. Langkah disdik itu adalah untuk tidak lanjut persoalan yang dihadapi guru/kepsek tidak menyangkut dengan murid,”tutupnya
(Dsl)