Minsel, transparansiindonesia.co.id — Pekerja profesi pers di Kabupaten Minahasa Selatan saat ini terasa terkotak-kotak, pasca gelaran Pilkada Minsel 9 Desember 2020, dan ditindak lanjuti dengan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Selatan terpilih pada 26 Februari 2021 lalu membuat wartawan yang ada di Minahasa Selatan terkotak-kotak.
Apa Penyebabnya, diduga terkotak-kotaknya wartawan di Minahasa Selatan dikendalikan oleh user melalui dua oknum wartawan, dimana dugaan dua oknum wartawan tersebut yang mengendalikan Dinas Kominfo untuk proses pencairan anggaran media di Minsel.
Dimana dua oknum wartawan tersebut telah memasukkan beberapa nama wartawan dan media ke Diskominfo untuk diakomodir di proses pencairan.
Salah satu pers Minsel yakni Jouke Bala mengatakan bahwa terkotak-kotaknya pers Minsel karena dua oknum wartawan yang dipercayakan oleh Bupati FDW telah memasukkan sejumlah nama wartawan ke Dinas Kominfo sehingga ia menilai bahwa yang mengendalikan Diskomnfo adalah dua oknum wartawan tersebut.
Begitu juga dengan chatingan WhatsApp yang viral beredar, antara wartawan Joke Bala dengan Bupati FDW, dimana Joke Bala menanyakan apa bisa medianya terakomodir di Kominfo, dan FDW menyampaikan agat yang bersangkutan (JB) untuk menghubungi dua oknum wartawan tersebut.
Jouke Bala yang adalah wartawan, yang dalam tahapan Pilkada lalu, selalu ikut liputan kegiatan FDW-PYR, merasa sangat kecewa, dengan hal tersebut, dimana ia meminta kepada Bupati FDW dan Wakil Bupati PYR, agar yang diakomodir bukan saja mereka berdua, tapi semua pekerja pers di Biro Minsel.
“Saya meminta kepada pak Bupati agar dapat merangkul semua pekerja pers di Minahasa Selatan, bukan membuat terkotak-kotak seperti ini, guna sama-sama mewujudkan pembangunan di Minahasa Selatan sebagaimana visi-misi FDW-PYR, Minsel Maju, Berkepribadian dan Sejahtera,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Minsel Roy Mandey, ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler maupun WhatsApp, tidak memberi tanggapan.
(Hengly)*