Depok Transparansi Indonesia.co.id- Pemilihan ulang Ketua OSIS di SMAN 6 Depok dan pengunduran diri salah satu calon viral dan ramai dibahas di media sosial. Pihak sekolah buka suara terkait adanya narasi isu SARA di balik pengunduran tersebut.
Narasi isu SARA soal pemilihan Ketua OSIS SMAN 6 Depok ini viral lewat tangkapan layar chat WA. Salah satu calon berinisial E disebut sebenarnya sudah menang pemilihan Ketua OSIS namun pemilihan lalu diulang. Sebuah chat WA menyebut E batal menang karena non-Muslim.
Lewat akun Instagram-nya, E mengaku mengundurkan diri dari pemilihan Ketua OSIS karena ‘ada prinsip yang tidak sesuai untuk pemilihan ulang’. Dia kemudian juga memberikan penjelasan lanjutan di Instagram Story bahwa pengunduran dirinya bukan semata-mata karena alasan yang viral di media sosial. detikcom telah menghubungi E untuk meminta penjelasan namun belum direspons.
Sementara itu, pihak sekolah lewat Kepala Sekolah SMAN 6 Depok, Abdul Fatah buka suara terkait persoalan pemilihan OSIS yang diselenggarakan Rabu (11/11) tersebut. Fatah menjelaskan sebetulnya pemungutan suara ulang pemilihan OSIS itu dikarenakan adanya kesalahan sistem.
“Nah dalam pelaksanaan pemilihan itu, ternyata ada suatu kesalahan anak-anak itu ya, anak-anak sekolah, itu kan aplikasi yang dipakai secara online pemilihan ternyata tidak diuji coba dulu, ada kebocoran atau apa gitu, kemudian si operatornya itu juga dihari pelaksaanaan, artinya operator juga tidak tau seperti apa, pasti kan ada kekurangan juga persiapannya,” ucap Fatah saat dihubungi, Jumat (13/11/2020).
Di tengah sistem yang masih belum siap, Fatah menyebut, ternyata para guru menyebarkan username dan password kepada murid-murid terkait pemilihan OSIS tersebut. Seharusnya, kata Fatah, username dan password itu hanya boleh dilihat si pemilik yang terdaftar dalam pemilihan.
“Nah karena itu sudah terdesak dengan kondisi pemilih sudah siap sementara user nama itu belum diketahui oleh hak suara, akhirnya sama panitia ternyata itu disebar begitu, kalau disebar gitu, diedarkan begitu kan terbuka tuh username, passwordnya, yang seharusnya diketahui masing-masing hak suara, dengan terbuka gitu artinya data tidak valid itu, pasti kan itu kan, pasti data tidak valid,” ujarnya.
Dengan kondisi data pemilihan yang tidak valid, Fatah mengatakan akhirnya pihak sekolah melakukan diskusi dengan 9 kandidat calon Ketua OSIS termasuk E. Saat inilah, E memutuskan tidak setuju lantaran keputusannya disimpulkan pemilihan OSIS harus diulang.
“Nah dirapatkan dengan 9 kandidat itu dan panitia itu hasilnya diulang, memang sih tidak ini ya, mungkin ada satu yang kurang puas, tapi mayoritasnya pengen diulang, 90 persennya pengen diulang, dalam pemilihan itu kalau hampir 100 persen pendapat itu kan itu yang diterima. Nah akhirnya ada yang mengundurkan diri dari kandidat itu. Nah ternyata yang mengundurkan diri kebetulan yang non islam,” ujar dia.
Fatah pun membantah ketika ditanya pemilihan ulang ini ada kaitan dengan isu SARA. Menurutnya pemilihan ulang OSIS itu karena permasalahan sistem eror.
“Nah itu yang saya prihatin kenapa harus dikaitkan ke situ, itu betul-betul pure karena sistem yang memang eror dan tidak valid. Beliau (E) secara resmi undurkan diri, beliau juga sampaikan itu tidak ada kaitannya dengan masalah SARA, bahwa itu mohon jangan disangkut pautkan dengan masalah SARA itu menurut dia,” ungkap Fatah.
HM