Sulut, transparansiindonesia.co.id -Pukulan berat bagi warga Sulawesi Utara ketika harga komoditi unggulan Nyiur Melambai ini yakni Cengkih dan Kopra anjlok, yang dampaknya bukan hanya dirasakan oleh petani Cengkih dan Kelapa, tapi juga masyarakat Sulawesi Utara.
Akibatnya mereka harus menanggung kerugian yang cukup besar bahkan terbilang massif. Tidak hanya itu saja, sendi-sendi ekonomi rakyat kecil pun ikut terpukul. Hingga saat ini, mereka (petani) hanya bisa mengeluh, entah sampai kapan harga cengkeh maupun kopra bisa stabil kembali.
Sehubungan dengan masalah tersebut, pasangan calon Gubernur Sulawesi Utara (sulut) Dr. Christiany Eugenia Paruntu,SE (CEP) dan calon Wakil Gubernur Sehan Landjar, SH (SEHAN) sudah merumuskan beberapa kebijakan strategis mereka apabila amanat rakyat jatuh kepada CEP-SEHAN sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut terpilih tanggal 9 Desember 2020 mendatang.
Seperti disampaikan Sehan dalam setiap hajatan maupun kunjungannya ke masyarakat. Bahwa CEP-SEHAN sudah berkomitmen akan membentuk perusahaan daerah persero yakni Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Dimana perusahaan ini harus dipimpin dan dikelolah oleh orang-orang yang berkompeten dan profesional. Lebih lanjut, kata Cawagub (Calon Wakil Gubernur), melalui BUMD bisa melakukan intervensi terhadap semua harga komoditi hasil pertanian, perkebunan dan lainnya yang disebabkan oleh mekanisme pasar namun dianggap sangat merugikan rakyat dan petani maupun usaha kecil.
“ BUMD akan beli hasil-hasil pertanian masyarakat termasuk harga cengkeh dan kopra yang sudah jatuh harga dipasaran. Tentu harganya terjangkau dan tidak merugikan petani,” ujar Bupati Bolaang Mongondow Timur (Boltim) ini.
Ditambahkannya juga, BUMD merupakan tanggung-jawab Pemerintah Provinsi, maka dari itu pemerintah akan memberikan modal ataupun stimulan setiap tahun anggaran, sehingga perusahaan daerah tetap eksis, Seperti biasanya perhatian Pemerintah kepada Bank SulutGo,” tandasnya.
(red)*