Masyarakat Kampar Kiri Hulu Menjerit Dengan Harga Karet Rp,2500 per kilogram
Kampar Kiri Hulu,Riau
Transparansiindonesia.co.id
Di tengah pandemi Covid-19 ini Harga karet di Kecamatan Kampar Kiri Hulu Provinsi Riau turun secara dratis . Saat ini harganya hanya Rp2500 per kilogramnya. Kondisi ini membuat petani karet setempat menjerit dan lesu karena kekurangan pendapatan,
migel (51), salah seorang petani karet asal Desa Lubuk Bigau, Kecamatan Kampar kiri hulu kabupaten Kampar ketika ditanya jumat 24/7/2020 menjelaskan, harga karet di daerahnya kini anjlok hanya Rp2500 per kg sangat tidak menguntungkan petani dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, hasil dari menderes karet memang lumayan, tapi ketika dijual hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Apalagi harga kebutuhan pokok juga lumayan mahal. Anjloknya harga karet tersebut diakuinya sangat berdampak terhadap kehidupan perekonomian masyarakat,
Harga karet kembali turun. Semula sempat naik Rp5.000 per kg, kini turun lagi menjadi Rp2500 per kg. Kami petani semakin tidak berdaya dan mau menagis rasanya, dan kadang kadang tokenya tak mau membeli,
migel (51) mengaku dalam satu hari kebun miliknya mampu menghasilkan getah karet sekitar sepuluh kg, sehingga jika dijual bisa menghasilkan uang Rp25,000 ribu, itu pun kalau tidak hujan,Yang pasti kami merasa sangat sulit dengan turunnya harga karet,”ungkap pak migel
Solihin, (32),yang ada di desa berbeda, petani yang ada di Desa Tajung Karang Kecamatan Kampar Kiri Hulu Provinsi Riau, juga mengeluhkan penurunan harga karet yang ada di desa nya saat ini,Sudah tiga empat minggu ini harga karet turun terus. Ditambah musim penghujan seperti sekarang ini petani tidak bisa menderes, sedangkan kebutuhan keluarga makin harus tetap jalan. Sampai kapan kami bisa bertahan dari hasil karet yang rendah ini,apalagi seperti kami yang kaka baru seperti ini,kami tidak memiliki kebun sendiri,kami cuman deres kebun orang yang hasil deres di bagi dua,”katanya.
Ungkapan yang sama juga dikatakan suardi (45) warga Desa Batu Sasak, yang menyatakan turunnya harga karet membuat daya beli masyarakat menurun.
Karet merupakan Salasatu sumbermata pencarian
Mayoritas penduduk yang ada di Kampar Kiri Hulu ini penghasilannya mengandalkan getah karet, jika harga getah karet terus seprti ini bagaimana nasib kami ke depan nya,
Kita tidak mengetahui apakah ini dampak Covid-19 ataupun bukan,
Dalam hal ini pihaknya berharap pemerintah untuk memperhatikan harga hasil tani masyarakat terutama harga karet yang menjadi mata pencaharian masyarakat setempat
agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan keluarga,Tutupnya
(Romi Antoni)
Post Views: 357
Yuk! baca berita menarik lainnya dari TRANSPARANSI INDONESIA di
GOOGLE NEWS dan Saluran
WHATSAPP