Jakarta Transparansi Indonesia.co.id-Pada kesempatan ini awak media transparansi Indonesia masih terus mengikuti jalannya persidangannya Pdt.M.husen Hosea,Agus butar-butar dan Vero di pengadilan negeri Jakarta pusat jalan gajah Mada harmoni (18/03/2020).
Sebelum jalannya persidangan awak media transparansi Indonesia mewawancarai salah satu terdakwa yang bernama Vero saya mempercayai orang-orang dekat saya tapi kenyataannya berbalik semuanya itu sudah biasa,yang saya katakan ke suami saya sudahlah kita berjuang sajalah soal menang kalah itu sudah di atur. ‘kalau memang Tuhan mengizinkan sekarang kita masuk penjara Sayakan juga sama kaya suami saya.
Kalau tidak di jadikan tersangka pasal 372 itu sudah selesai lalu masuk ke pasal yang baru dengan yunit yang sama baru kita di undang untuk klarifikasi Pada bulan Oktober akhir saya mendapat surat dari penyidikan lalu saya pulang dari luar negeri malam itu juga saya dan suami saya di jemput pada pukul 00.15 wib langsung di jadikan tersangka langsung di turunkan di tahanan,selama di tahanan 20 hari kita tidak pernah di panggil,Tapi orang-orang kita rajin di panggil Jadi pengalaman-pengalaman saya ini dan saya rasa,apapun yang Tuhan izinkan.
Kalau pun sampai di persalahkan kita bisa berbuat apa cuma nanti pada ujungnya kita lihat pada orang yang tidak menegakkan keadilan,jadi saya masih percaya bahwa tempat pengadilan inilah saya bahwa Tuhan itulah yang mempunyai pengadilan’kalau Tuhan mempunyai tempat pengadilan Pada suatu hari kita akan melihat cara bekerja yang kita miliki siap-siap kita tidak apa-apa,sebagai manusia yang percaya kepada Tuhan biarlah suatu pengalaman saya ini menjadi pengalaman orang tua.
Bahwa tidak ada salahnya orang tua mencintai apa lagi dia seorang duda saya juga seorang janda dan tidak ada salah kita menikah secara diam-diam tidak perlu kita minta izin kepada anak Karena kita berdua sudah tua, tidak ada yang salah yang salah itu ketika si anak tidak cukup kalau kita mensejahterakan anak kita kalau kita ada uang kita belikan dia rumah tidak ada yang salah,ketika anak mengambil hak hidup orang tuanya itu yang salah.’Padahal orang tuanya yang kerja keras Ketika orang tuanya yang ingin dia sukai dia sayangi terjadilah sesuatu yang tidak baik,ini sesuatu yang mungkin menjadi berkat buat orang tua di seluruh Indonesia Sudah banyak orang tua yang bekerja keras tiba-tiba anaknya berantem yang beli ini beli itulah inilah yang saya alami pada saat ini tidak apa-apa ya kita lihat ajalah.
Ya anak-anak saya adalah anak-anak yang sudah dewasa dan saya mempunyai 3 anak yang lahir dari rahim saya,3 anak saya ini sekolah di luar negeri dan hidup di luar negeri dan saya hidup sendiri Saya pun tadinya berfikir kalau basyri sehat setelah saya selesai ujian pada bulan Desember 2018 saya dengan basyri akan pergi ke Cina untuk mengobati matanya transparansi segala macem bikin pesta perkawinan’ nah maka dari itu harapan saya di hari tua saya menemukan kebahagiaan orang yang mencintai saya dan juga yang saya cintai di mana kita bisa berbagi,bercerita dia memperlakukan saya seperti seorang ratu basyri Sudibyo orang yang sangat baik.
Sampai dari saya kenal sampai dia sakit,tidk bisa jalan, kencing di celana dan susah berjalan sampai dia sehat sampai dia bisa kekantor Sampai dia berani memutuskan sendiri nah sampai dia sembuh total itu dalam 3 tahun kami berteman,pacaran dan pada akhirnya kami menikah saya merasakan bahwa tidak pernah berubah dia selalu ada kasih kepada saya, almarhum pun selalu membukakan pintu mobil buat saya naikin saya ke mobil dan juga saya di jemput.
Saya pulang kuliah dari luar negeri dia jemput saya di airport kita selalu berkomunikasi saya pun tau apa permasalahan Basri yang tentang keributan anak-anaknya hanya bagi saya tidak menfokuskan hal tersebut, persoalan harta kalau ngomongin harta Basri Sudibyo mempunyai lebih dari 40 sertifikat dan Basri Sudibyo memberikan saya 1 sertifikat saya bilang ok tapi karna permintaan almarhumah Imelda pertahankan pemberian harta dari kakak saya tanda cinta dan amah itu permintaan dari Imelda,kamu pulangkan tidak berterima kasih kamu tidak pulangkan tetap nama kamu juga jelek’ nah itulah yang saya pertahankan yang terakhir saya sama Agus di penjara Polda Metro Jaya Agus membikin surat pernyataan untuk menghaluskan sertifikat itu komen dari suami Vero saya punya prinsip bahwa kita berdua sudah tua kita tidak butuh apa-apa yang penting hidup kami harmonis.
Kita pun mempunyai pasien dan kita juga mempunyai pekerjaan,buat apa pada saat kita mengembalikan lebih yang tadinya pelapor meminta sertifikat dan saya juga udah bikin perjanjian di atas materai untuk mempulangi sertifikat dan kita sempat nego tapi pelapor tidak mau bahwa pelapor mempunyai penetapan tapi sudah di batalkan /digugurkan kalau memang mau pelapor suami dari vero bilang y kita lihat saja di pengadilan hakim yang akan membuktikan semua ini. ‘sampai saat ini saya masih percaya Tuhan dan tiap malam saya hanya tidur 1 jam selanjutnya saya selalu berdoa sampai pagi, saya percaya bahwa Tuhan akan ikut campur di dalam permasalahan saya dan istri saya yang sedang kami hadapi.
Saya bercita-cita jangan sampai saya masuk bui tapi semua ini sudah terjadi tapi saya khususnya berdoanya sama istri saya Tuhan udah memberikan saya seorang istri bernama Vero saya harus bertanggung jawab kemana pun saya pergi istri saya harus ikut dengan saya,jadi saya berdoa memohon sama Tuhan Kasih kami pencerahan, kekuatan Tuhan juga turut campur tangan dalam perkara kami ini agar kami bisa pulang lebih cepat dari sini dan bisa bebas murni itu yang saya doakan tiap malam.
Walaupun saya banyak teman tapi saya berharap tidak pernah meninggalkan tuhan,Tuhanlah yang di nomor satukan.’ yang kedua dari suami Vero doa seorang istri lebih bagus dari pada doa seorang anak,terhadap suami nah inilah saya walaupun saya punya lowyer,teman tetap semuanya bersama-sama saja saya juga tidak menganggap teman-teman lowyer dan teman-teman lainnya tidak kami anggap spesial yang lebih spesialnya lagi yaitu Tuhan dan yang kedua Istri saya.Pungkasnya
HM