Reaksi tersebut disampaikan model sekaligus aktris blasteran Indonesia – Jerman itu melalui akun jejaring sosial resmi Twitter miliknya @xcintakiehlx, yang dicentang biru.
Dalam cuitannya, Cinta Laura mengunggah foto ilustrasi Sekretaris TKN, Jokowi – Maruf Amin yang juga Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, sosok yang merilis pernyataan tersebut.
Di foto itu terpampang pula kutipan dari pernyataan Hasto yang dinukil dari sebuah laman situs media massa.
“Kalau jadi presiden bahasa Inggris-nya harus hebat, Pak Prabowo kalah sama Cinta Laura. Cinta Laura saja yang jadi presiden, kira-kira seperti itu,” demikian tulisan dalam foto itu.
Menanggapi foto tersebut, Cinta Laura pun mengeluarkan cuitan yang dikutip dalam dialog film Dilan 1990, namun ada beberapa kata yang diganti.
“Jadi Presiden itu berat! Biar Pak @jokowi saja,” cuit Cinta Laura seraya me-mention akun Twitter milik orang nomor satu di Indonesia tersebut.
Cuitan Cinta Laura pun menuai banyak komentar dari warga Twitter alias Tweeps.
“Cinta Laura run for president,” cuit akun @suryowidiyanto.
“My Queen cukup jadi menteri pendidikan atau jadi menteri keuangan aja! Biar rakyat Indonesia semakin pintar & cerdas dalam hal apapun! Xx,” kicau akun @xrahmathekiehlx.
Sebelumnya, Hasto menyindir pernyataan kubu Prabowo yang menilai Presiden Indonesia harus pandai berbahasa Inggris. Menanggapi hal itu, sembari berkelakar, Hasto mengatakan, jika memang seperti itu, sosok aktris Cinta Laura yang lebih mahir berbahasa Inggris dari Prabowo lebih tepat menjadi presiden.
Hal itu dikatakan Hasto saat berdialog bersama ratusan milenial di Wood Stairs Cafe, Way Halim, Kota Bandar Lampung, Minggu (3/3/2019).
Hasto berkelakar jika tolok ukur seorang presiden dinilai dari kemampuan berbahasa Inggris, maka sebetulnya Cinta Laura lebih baik jadi presiden dibanding Prabowo.
“Kalau jadi presiden bahasa Inggris-nya harus hebat, pak Prabowo kalah sama Cinta Laura. Cinta Laura saja yang jadi presiden, kira-kira seperti itu. Kalau menjadi presiden diukur dari bahasa Inggris-nya,” ujar Hasto.
Pernyataan Hasto itu menanggapi pertanyaan dari salah seorang yang hadir dalam dialog itu bernama Evi.
Pemilih milenial yang berprofesi sebagai guru itu melontarkan pertanyaan kepada Hasto soal bagaimana cara Jokowi bisa membawa kaum milenial semakin maju.
Hasto lantas menjelaskan, bahwa milenial kerap disalahartikan dengan sebatas mengartikannya sebagai transformasi kebudayaan seperti kebarat-baratan.
Padahal, kata dia, anak muda milenial harusnya dilihat dari api perjuangannya dan daya kepeloporan.
Karakter menurutnya, milenial adalah berani mengambil resiko, inovatif, gampang gaul, serta adaptif.
Hasto mengklaim, Jokowi sangat memahami perkembangan dunia dan karakter anak muda milenial.
Sebagai capres petahana, Jokowi turut mendorong pembangunan infrastruktur digital agar kalangan milenial bisa mengikuti perkembangan dunia yang semakin cepat.
Selain itu, juga turut mendorong anak muda untuk percaya diri mengembangkan kreativitasnya maupun usaha.
“Jokowi mendorong anak muda menjadi enterpreneur, tapi di saat yang sama mencintai negerinya,” kata Hasto.