Jakarta, transparansiindonesia.co.id – Kualitas guru yang ada di tanah air, mendapat kritikan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati. Ia menyebut Guru yang berstatus Guru Pegawai Tetap, kerap menerima gaji, tapi yang mengajar anak didik lebih banyak guru honorer.
“Guru tetapnya tak tahu kemana, yang lebih banyak mengajar guru honorer, yang terima gaji guru tetap, yang mengajar guru honorer, saya pun selalu memperhatikan kesejahteraan guru yang selalu mereka sampaikan, ini harus diperhatikan, kok.. Guru honorernya yang lebih banyak mengajar,,” kata Sri Mulyani.
Jokowi pun pernah menyampaikan kepada Sri Mulyani, mengenai Para Kepala Sekolah dan Guru, yang selalu lebih sibuk membuat laporan keuangan, dari pada menjalankan tugasnya sebagai guru, yakni mengajar.
“Pak Presiden pernah komplain ke saya terkait, banyaknya guru dan kepala sekolah yang lebih sebuk membuat laporan keuangan, dibanding menjalankan tugasnya mengajar, ada Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sebenarnya sederhana, dan tak perlu membuat banyak laporan,” kata Sri Mulyani.
Pemerintah sudah mengalokasikan 10% dari APBN atau sekitar 444 T ditahun ini untuk pendidikan. “Kalo guru memikirkan gaji saja, siapa yang akan memikirkan pendidikan, jadi untuk perbaikan kualitas guru sekolah, kelas, laboratorium, dan teknologi serta peralatan lainnya, pemerintah telah menganggarkan 20% dari APBN ditahun ini,” jelas Sri Mulayani.
(red)*